Rumah Adat Sinjai Barat yang Terus Dijaga
Rumah Adat Sinjai Barat yang terus dijaga dan dilestarikan. Gambar diabadikan 28 Mei 2012 |
Rumah Adat Sinjai - Manipi mempunyai dua rumah ada yang hingga saat ini terus dijaga. Salah satu yang tampak pada gambar diatas. Pengalaman sewaktu berkunjung ke Rumah Adat ini, si-empu yang memang
tinggal dirumah adat secara turun temurun mengatakan, dulu dirumah ini
ada lontara yang berisi tentang asal usul masyarakat yang bermukim
didaerah ini. Namun, sayang itu sudah hilang. Katanya, diambil oleh
penjajah alias Belanda.
"Pun yang tersisa karena tidak dirawat jadinya jadi abu dimakan rayap," cetus wanita bernama Dara kala itu.
KEYWORD; rumah adat karampuang sinjai, sejarah rumah adat karampuang, manurungnge ri karampulue yang artinya, keunikan rumah adat karampuang, rumah adat sulawesi selatan, rumah adat bone, rumah adat selain sebagai tempat tinggal juga menjadi simbol, komunitas adat karampuang
Manipi adalah salah satu desa yang terdapat di Kecamatan Sinjai Barat, Kabupaten Sinjai Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel). Beberapa tokoh masyarakat, mengatakan, manipi sinonim dari manyipi yang artinya sempit alias kecil.
Rumah Adat Sinjai
Rekreasi Rumah Adat Karampuang sebagai tempat rekreasi sekalian dipakai untuk menambahkan pengetahuan. Rekreasi rumah adat Sinjai ini berada dalam suatu perkampungan yang belum terjamah oleh dunia moderenisasi.
Rekreasi Rumah adat Sinjai dipercayai sudah ada di abat ke 17 ini, ditempati oleh Arung (Raja) pada daerah itu. Warga di tempat mengidentikan rumah adat dengan seorang wanita.
Jarak menempuh untuk sampai di rumah adat itu sekitaran 40 km. Tetapi harus diingat, kalian jangan masuk tampat rekreasi ini saat sebelum lewat ritus seperti ambil batu dan selembar daun. Ritus itu, seperti daun untuk menghargai beberapa nenek moyang mereka dan batu untuk menghargai masyaratkat yang berada di daerah itu.
Keadaan Rumah Adat Karampuang
Daerah Adat Karampuang secara administratif berada di Dusun Tompobulu, Kecamatan Bulupoddo, Kabupaten Sinjai, Propinsi Sulawesi Selatan. Dusun Tompobulu adalah dari 7 dusun/kelurahan dalam daerah Kecamatan Bulupoddo yang berada sekitaran 30 km dari kota Sinjai (ibukota kabupaten).
Dusun Tompobulu mempunyai luas sekitaran 3.203 ha, terdiri dari 7 desa dalam jumlah RW sekitar 15 dan RT sekitar 30. Dusun Tompobulu secara geografis berada di antara 5° 9' 10" sampai 5° 4' 10" Lintang Selatan dan 120° 3' 20" sampai 120° 7' 30" Bujur Timur.
Samping Utara bersebelahan dengan Kabupaten Bone, samping Timur dengan Dusun Duampanuae, samping Selatan dengan Dusun Bulu-bulu Tellue, dan samping Barat dengan Kecamatan Sinjai Barat.
Secara morfologi, Dusun Tompobulu terbagi dalam wilayah daratan tinggi pada bukit-bukit sedang dan agak miring, berada di ketinggian 400-800 m di permukaan laut dengan kemiringan lereng di antara 5-15% dan 15-40%. Dusun Tompobulu dikuasai oleh tipe tanah andesit basal dan bebatuan gunung api dan bebatuan granodiarit hingga dikitari perkebunan, rimba, dan sawah. Perkebunan selebar 715 ha, rimba selebar 1.060 ha, dan sawah selebar 246 ha.
Keadaan Umum Warga Daerah Adat Karampuang
Daerah Adat Karampuang sebuah daerah pemukiman Suku Bugis yang berada di Dusun Tompobulu, Kecamatan Bulupoddo, Kabupaten Sinjai, Propinsi Sulawesi Selatan. Mekanisme kekeluargaan yang diyakini kelompok masyarakat Bugis ialah Ade' Asseajingeng, mekanisme ini mengatakan perannya dalam soal penelusuran jodoh atau perkawinan untuk membuat keluarga baru.
Penarikan garis keturuanan warga Bugis berdasar ke konsep bilateral, maknanya jalinan seorang dengan famili faksi famili ayah dan faksi ibu sama kuat dan keutamaan. Penggolongan famili (seajing) di kelompok orang Bugis diperbedakan di antara rappe atau barisan famili sedarah dan sumpung lolo atau pertalian famili karena perkawinan. Famili itu diperbedakan juga atas famili dekat (seajing mareppe) dan famili jauh (seajing mabela).
Warga Dusun Tompobulu mayoritas telah beragama Islam, tetapi masih tetap ada yang mempunyai mekanisme keyakinan yang relatif sama dengan animisme, khususnya warga yang menetap dalam daerah adat. Ritus-ritual yang sudah dilakukan untuk lakukan persembahan ke beberapa roh leluhur sebagai satu perkataan terima kasih dan wujud permintaan supaya yang akan datang hidup jadi lebih baik.
Ada ketakutan tertentu saat tidak ikut serta pada proses penerapan ritus, membuat warga di daerah adat Daerah Adat Karampuang benar-benar setia pada kepercayaan mereka. Warga yang tinggal dalam daerah adat Daerah Adat Karampuang sejumlah 481 jiwa yang terdaftar terbagi dalam 133 kepala keluarga dengan lelaki sejumlah 230 jiwa dan wanita sejumlah 251 jiwa.
Sebagian besar warga Dusun Tompobulu profesinya sebagai petani, tanaman yang ditanamkan seperti padi, jagung, ubi kayu, ubi jalar, kacang tanah, dan beberapa macam sayur, buah-buahan dan tanaman perkebunan. Warga Dusun Tompobulu berternak sapi, kerbau, kuda, kambing, dan ayam. Selain itu warga Dusun Tompobulu ada pula yang profesinya sebagai pekerja migran, PNS, dan pedagang.
Kabupaten Sinjai
Kabupaten Sinjai adalah kabupaten tingkat 2 di Propinsi Sulawesi Selatan yang mempunyai jarak tempu 220 kilo mtr. dari kota Makassar. Luas Kabupaten Sinjai ialah 819.96 KM yang ditempati sekitaran 236.497 jiwa.
Kabupaten Sinjai bukan pusat rekreasi dari Propinsi Sulawesi Selatan tetapi ada tujuan rekreasi yang unik dan memikat buat didatangi, seperti cagar budaya, rekreasi alam, beberapa tempat monumental, rekreasi kulineran, spot photo yang modern, dan tempat romantic dengan keluarga dan belahan jiwa.
Kabupaten Sinjai Ada 9 Kecamatan
Berikut datar kecamatan yang berada di Sinjai.
- Bulupoddo
- Pulau Sembilan
- Sinjai Barat
- Boyong
- Sinjai Selatan
- Sinjai Timur
- Sinjai Utara
- Tellu Limpoe
Tiap kecamatan di Sinjai memiliki keunikan wisatanya masing-masing, seperti Kecamatan Bulu-bulu Poddo dengan riwayat Rumah Adatnya, Kecamatan Pulau Sembilan dengan Rekreasi Larea-reanya, Kecamatan Sinjai Barat denga Air Terjun Laliako, Kecamatan Boyong dengan Taman Rimba Raya-nya, Sinjai Selatan dengan Air Terjun Bijje-nya, Sinjai Timur dengan Pantai Marannunya, Tellu Limpoe dangan Pantai Karampuagnya.
Join the conversation