Cetak 1000 Poin Di ABL, MarioWuysang Gagal Antar Kemenangan Atas Saigon Heat
Surabaya (18/2) – Mario Wuysang berhasil menorehkan rekor pribadi dengan mencetak 1000 poin selama ia berkiprah di ajang ASEAN Basketball League. (ABL).
Pencapaian itu ia lakukan saat CLS Knights bersua Saigon Heat dalam di kompetisi ABL musim 2017-2018, Minggu malam, 18 Februari, di GOR Kertajaya.
Sayangnya ia belum mampu membawa timnya memenangi laga ini. CLS Knights pun menyerah dengan skor 88-93.
Lima menit awal kuarter pertama dimulai, CLS Knights Indonesia tertinggal 13-5. Ini tidak lepas dari penampilan gemilang pemain asing lawan, Maxie Kunle Esho, yang mampu menyumbang delapan poin dan tujuh rebound seraya membawa timnya unggul sementara 23-9.
Saigon Heat kembali memperlihatkan konsitensinya di 10 menit kemudian. Buktinya 19 angka tambahan pun berhasil di kemas skuad asuhan Kyle Julius, untuk menutup babak pertama 42-30.
Esho kembali mencatatkan dirinya menjadi salah satu aktor penentu di babak pertama ini. Catatan staistik double-double di babak pertama (14 angka dan 10 rebound) menjadi bukti nyata pemain berusia 26 tahun asal Amerika, untuk terus di waspadai di dua sisa kuarter berikutnya.
Slam dunk Shane Edward pada babak kedua awal, sempat memicu semangat skuad aAek Suroboyo ini untuk terus mengejar ketertinggalnnya (34-42).
Ditambah lagi, pengukuhan Mario Wuysang yang berhasil menorehkan rekornya sebagai pebasket Indonesia pertama yang berhasil mencetak 1000 angka di ajang ABL, ditiga menit sisa waktu kuarter ketiga, membuat gemuruh penonton yang hadir dan bak memberi semangat bagi timnya untuk terus memperkecil defisit angka dari lawannya, walau tetap saja Saigon Heat masih bisa unggul di akhir kuarter ketiga 64-57.
Hingga buzzer usai, Saigon Heat akhirnya mampu mengalahkan tuan rumah dengan keunggulan dua setengah bola saja.
Esho menjadi top performer Saigon Heat dengan mencetak 27 angka dan 11 rebound, menyusul rekannya Akeem Scott 26 angka lima rebound dan tujuh asis.
Dari kubu CLS Knights, Shane Edwards berhasil membuat 33angka, empat rebound dan tiga asis. Sementara Mario Wuysang yang baru saja mencetak rekornya di ABL, mengemas 20 angka, enam rebound dan delapan asis.
“Saya tidak mementingkan rekor pribadi ini, sejujurnya saya lebih berharap dapat memenangi laga melawan mereka,” komentar Mario Wuysang.
“Pencapaian karir yang luar biasa. Ia lahir di kota ini dan bisa membuat sejarah di ABL di kota kelahirannya pula..Saya berterima kasih kepada seluruh fans CLS Knights yang hadir langsung. Saat ia melewati rekor 1000 poin, rasanya GOR ini mau meledak.
Tapi sayangnya game ini ternoda dengan beberapa keputusan wasit yang sangat buruk dan penonton yang hadir juga bisa menilai kinerja wasit, khususnya di tiga menit kuarter akhir,” ujar Managing Partner CLS Knights Indonesia, Christopher Tanuwidjaja dalam koferensi pers usai laga.
“Kita kalah di kuarter pertama, tapi ini menjadi tanggung jawab dan kesalahan saya. Memang peluang kita kecil tapi kita tidak boleh menyerah. Rasanya ini seperti Mission Impossible,” kata Koko.
“Beberapa pemain kami mengalami cedera, jadi kami bermain dengan mengatur tempo dan pemain saya sudah menjalankan tugasnya dengan baik. Saya senang dengan kemenangan ini dan juga dengan atmosfir penontonnya yang hidup,” ujar pelatih Saigon Heat, Kyle Julius yang turut memuji talenta pemain lokal CLS Knights
Pada game selanjutnya, Mario Wuysang dkk akan menjamu, Mono Vampire (Thailand) pada Rabu, 21 Februari mendatang.
(Dana Adinegara Purba/Media Relations Officer)
Pencapaian itu ia lakukan saat CLS Knights bersua Saigon Heat dalam di kompetisi ABL musim 2017-2018, Minggu malam, 18 Februari, di GOR Kertajaya.
Sayangnya ia belum mampu membawa timnya memenangi laga ini. CLS Knights pun menyerah dengan skor 88-93.
Lima menit awal kuarter pertama dimulai, CLS Knights Indonesia tertinggal 13-5. Ini tidak lepas dari penampilan gemilang pemain asing lawan, Maxie Kunle Esho, yang mampu menyumbang delapan poin dan tujuh rebound seraya membawa timnya unggul sementara 23-9.
Esho kembali mencatatkan dirinya menjadi salah satu aktor penentu di babak pertama ini. Catatan staistik double-double di babak pertama (14 angka dan 10 rebound) menjadi bukti nyata pemain berusia 26 tahun asal Amerika, untuk terus di waspadai di dua sisa kuarter berikutnya.
Slam dunk Shane Edward pada babak kedua awal, sempat memicu semangat skuad aAek Suroboyo ini untuk terus mengejar ketertinggalnnya (34-42).
Ditambah lagi, pengukuhan Mario Wuysang yang berhasil menorehkan rekornya sebagai pebasket Indonesia pertama yang berhasil mencetak 1000 angka di ajang ABL, ditiga menit sisa waktu kuarter ketiga, membuat gemuruh penonton yang hadir dan bak memberi semangat bagi timnya untuk terus memperkecil defisit angka dari lawannya, walau tetap saja Saigon Heat masih bisa unggul di akhir kuarter ketiga 64-57.
Hingga buzzer usai, Saigon Heat akhirnya mampu mengalahkan tuan rumah dengan keunggulan dua setengah bola saja.
Esho menjadi top performer Saigon Heat dengan mencetak 27 angka dan 11 rebound, menyusul rekannya Akeem Scott 26 angka lima rebound dan tujuh asis.
Dari kubu CLS Knights, Shane Edwards berhasil membuat 33angka, empat rebound dan tiga asis. Sementara Mario Wuysang yang baru saja mencetak rekornya di ABL, mengemas 20 angka, enam rebound dan delapan asis.
“Saya tidak mementingkan rekor pribadi ini, sejujurnya saya lebih berharap dapat memenangi laga melawan mereka,” komentar Mario Wuysang.
“Pencapaian karir yang luar biasa. Ia lahir di kota ini dan bisa membuat sejarah di ABL di kota kelahirannya pula..Saya berterima kasih kepada seluruh fans CLS Knights yang hadir langsung. Saat ia melewati rekor 1000 poin, rasanya GOR ini mau meledak.
Tapi sayangnya game ini ternoda dengan beberapa keputusan wasit yang sangat buruk dan penonton yang hadir juga bisa menilai kinerja wasit, khususnya di tiga menit kuarter akhir,” ujar Managing Partner CLS Knights Indonesia, Christopher Tanuwidjaja dalam koferensi pers usai laga.
“Kita kalah di kuarter pertama, tapi ini menjadi tanggung jawab dan kesalahan saya. Memang peluang kita kecil tapi kita tidak boleh menyerah. Rasanya ini seperti Mission Impossible,” kata Koko.
“Beberapa pemain kami mengalami cedera, jadi kami bermain dengan mengatur tempo dan pemain saya sudah menjalankan tugasnya dengan baik. Saya senang dengan kemenangan ini dan juga dengan atmosfir penontonnya yang hidup,” ujar pelatih Saigon Heat, Kyle Julius yang turut memuji talenta pemain lokal CLS Knights
Pada game selanjutnya, Mario Wuysang dkk akan menjamu, Mono Vampire (Thailand) pada Rabu, 21 Februari mendatang.
(Dana Adinegara Purba/Media Relations Officer)
Join the conversation