Ahhhh... Parepare

Masjid Agung A.G KH Abdul Rahman Ambo Dalle 

Hampir sebulan saya di sini. Di Parepare. Saya lagi kerja. Ia. kerja, bukan jalan-jalan.

Saya kerja di sini. Tepat memasuki ramadan. Sedih ia, tak bisa menikmati buka puasa dan sahur bersama keluarga kecilku.

Tetapi, yah mau diapa. Namanya juga kerja. Kalau diikuti zona nyama. Terus, bagaimana dengan saudara-saudara kita lainnya.

Toh mereka tahan meski sudah berpuluh-puluh tahun tak bisa bersama keluarganya untuk menikmati ramadan? Toh. Baru kali ini kok.
Beberapa keluarga sedang menunggu jemputan di Pelabuhan Parepare, Jumat 24 Mei. 

Tahun depan? Mungkin sudah tidak. Soalnya, saya dijanji hanya enam bulan saja di sini. Masa? Ia, begitu katanya. Yah, katanya. Katanya lagi. Entahlah... Biarkan saja. Namanya juga cari sesuap uang.

Tetapi, sebenarnya saya juga bersyukur. Bisa menikmati ramadan di sini. Di Parepare. Soalnya, baru kali ini saya berpuasa lagi di kampung orang. Berbuka dan sahur sendiri.

Yah. Nikmat sih. Tetapi, kadang juga air mata keluar begitu saja. Yah. Kapan lagi bisa menangis kan? Nangis itu, susah.

Yah. Hitung-hitung, olahraga mata lah. Katanya, bisa menangis tiap hari itu baikloh untuk kesehatan mata. Katanya. Entahlah. Tepati, yang pasti menangis itu buat kita segar untuk kembali beraktivitas.

Tak percaya? Coba aja kalau lo tidak pernah rasain. Itupun kalau kamu bisa nangis. Tak gampang lo nangis itu disetting. Apalagi mau sedih. Sedih tulus yah. Nangis tulus pula. Bukan buat sinetron. Hahahaha.... (*)

Parepare, Rabu, 25 Mei 2019.









Suka menulis dan membaca buku

Join the conversation