Iskandar menerangkan, finalisasi desain ini penting agar nantinya juga bisa mendukung pemerintah dalam hal pembebasan lahan milik warga sebab untuk membangun bendungan ini ditaksir membutuhkan lahan seluas 1700 hektare.
"Pembangunan bendungan ini kita terget rampung 2022 hingga 2023, mendatang. Untuk anggarannya kita butuh Rp1,7-2 triliun untuk biaya kontruksi saja. Belum termasuk biaya pembebasan lahan," ucapnya saat jumpa wartawan di Rumah Jabatan Bupati Gowa, Rabu, 30 Januari.
Iskandar menambahkan, pembangunan bendungan ini sangatlah penting agar nantinya volume air dari Sungai Jenelata yang masuk ke dalam saluran Sungai Jeneberang bisa dikontrol. Banjir besar yang menimpa warga Gowa dan Makassar pada Selasa, 22 Januari, tak lagi terulang.
"Banjir kemarin disebabkan karena Sungai Jenebarang tak lagi mampu menampung volume air yang masuk. Daya tampung Sungai Jeneberang sudah melebihi kapasitas," ucapnya.
Ia menyebutkan, daya tampung Sungai Jeneberang saat ini sekitar 736 m3/detik (meter kubik per detik). Sementara saat terjadi banjir kemarin, volume air yang juga disumbang Sungai Jeneberang adalah 1.200 m3/detik.
"Hal itulah yang membuat Gowa dan Makassar banjir besar. Inilah pentingnya dibangun Bendungan Jenelata ini," terangnya.
Bila Bendungan Jenelata sudah rampung, Iskandar membeberkan bendungan ini nantinya akan punya daya tampung air sebesar 246 juta m3. Bahkan mampu mereduksi banjir yang bila tadinya 1.800 m3/detik seperti banjir kemarin maka diminimalisir menjadi 760m3/detik.
"Artinya kalau bendungan rampung banjir bisa kendalikan 50-60 persen," ujarnya.
Tak hanya itu, hadirnya bendungan ini juga nantinya bisa memberikan kepada pelayanan air baku sebanyak 7,8 m3 yang bila ditaksir akan mampu menghidupi 7,8 jiwa. Tak hanya itu bendungan juga berpotensi menyumbangkan pembangkit tenaga listrik sebesar 0,4 megawatt.
"Kalau Bili-bili 20,1 megawatt kalau Bendungan Jenelata 0,4 megawat. Ada banyak sekali mamfaatnya bila bendungan ini rampung," tutupnya.
Bupati Gowa, Adnan Purichta Ichsan menambahkan, pembangunan Bendungan Jenelata ini memang sudah menjadi prioritas Pemkab Gowa juga Sulsel tahun ini, karena inilah salah satu jalan menangani banjir dan meluapnya Sungai Jeneberang.
"Terkait pembebasan lahan akan segera kita sosialisasi kepada seluruh masyarakat. Utamanya pada lima desa di Kecamatan Manuju," sambungnya.
Kelima desa ini yakni Desa Moncongloe, Tanakaraeng, Manuju, Bilalang, dan Pattalikang dan menurut Adnan ini akan menjadi tantangan tersendiri bagi Pemkab Gowa. "Saat ini sudah ada dana tersedia terkait pembebasam lahan sebesar Rp460 miliar. Ini harus kita segerakan bekerjasama dengan semua pihak terkait untuk segera menyerapnya," tutupnya. (sua)
Join the conversation