Bagaimana sih cara Membaca yang efektif. Ini pertanyaan yang sering terlontar oleh para siswa atau mahasiswa.
Karena mereka membaca tapi setelah itu hilang semua apa yang mereka baca.Apa yang kita peroleh ketika kita membaca sederetan teks yang ada di dalam buku, koran, majalah, maupun catatan harian (diary) milik kita?
Apakah yang kita peroleh dari membaca itu benar-benar berupa pengetahuan yang bermanfaat bagi diri kita?
Bagaimana kita membuktikan bahwa kita memperoleh pengetahuan yang bermanfaat setelah kita membaca sebuah buku?
Apa sesungguhnya yang ingin kita cari ketika kita membaca?
Apa hubungannya kegiatan membaca dengan keberhasilan studi kita?Apakah membaca buku-buku yang memasok pengetahuan yang bermanfaat sudah merupakan bagian kegiatan sehari-hari kita?
Apakah kita benar-benar membaca buku untuk mencari pengetahuan?Apakah kegiatan membaca buku merupakan kegiatan yang menyenangkan?
Bagaimana cara kita membaca agar bahan-bahan yang kita baca benar-benar dapat kita cerna dan serap manfaatnya sebanyak-banyaknya?
Bagaimana agar kita dapat mencintai kegiatan membaca?
Itulah sebagian pertanyaan yang mungkin bermanfaat untuk menyentil diri kita terkait dengan membaca efektif. Apakah yang dimaksud dengan membaca efektif? Mengapa membaca harus efektif? Apa manfaat yang dapat kita petik ketika kita mampu membaca secara efektif? Sudahkah kita membaca efektif? Bagaimana caranya agar kegiatan membaca kita benar-benar efektif?
Apa Itu Membaca Efektif
Membaca bukankah kegiatan yang enteng. Meskipun yang kita baca adalah buku komik atau novel, kegiatan membaca komik atau novel itu tetap memerlukan konsentrasi diri kita. Apa pun yang kita baca, seluruh komponen otak perlu benar-benar disiagakan. Sebab jika tidak, kita pasti tidak mendapatkan apa-apa. Membaca perlu mencerna. Membaca juga harus mengait-ngaitkan. Kadang-kadang, membaca memerlukan sebuah kegiatan akhir bernama menyimpulkan.
Ringkasnya, membaca itu sebuah keterampilan. Kita boleh saja mengatakan bahwa membaca sekadar hiburan. Namun, betapa ruginya kita jika kegiatan membaca yang kita jalankan hanya untuk menghibur diri kita. Memang, tidak salah menjalankan kegiatan membaca untuk sekadar hiburan. Hanya, ada banyak sekali manfaat membaca yang lebih penting ketimbang sekadar hiburan.
Misalnya, membaca dapat membantu diri kita untuk berlatih bertafakur. Bertafakur adalah berpikir secara sistematis, hati-hati, dan dalam. Membaca dapat menghindarkan diri kita dari berpikir dangkal dan asal-asalan. Membaca juga dapat memperkaya diri kita dengan kata-kata sehingga jika kita ingin menjadi MC, berpidato, atau menulis, kita akan dimudahkannya.
Mengapa membaca itu sangat penting? Karena, menurut Kitab Suci Al-Quran, jika kita mau dan mampu membaca secara kontinu dan konsisten, diri kita akan mulia. Tentu, membaca yang membuat diri kita mulia adalah membaca sesuatu yang bermanfaat dan sesuai dengan yang diperkenankan oleh Tuhan. Dalam Al-Quran, Surah Al-`Alaq ayat ketiga, Tuhan sudah berjanji, ”Iqra’ wa-rabbukal-akram” (Bacalah dan Tuhanmulah yang Maha Pemurah).
Menurut pakar tafsir kondang, Muhammad Quraish Shihab, kata ”al-akram” dalam ayat tersebut merupakan satu-satunya ayat di dalam Al-Quran yang menyifati Tuhan dalam bentuk tersebut. Menurut Ustad Quraish lebih jauh, hal tersebut mengandung pengertian bahwa Tuhan dapat menganugerahkan puncak dari segala yang terpuji bagi setiap hamba-Nya, terutama dalam kaitannya dengan perintah membaca.
Jadi, jangan sia-siakan kegiatan membaca Anda. Jangan pula menghabiskan waktu Anda dengan kegiatan lain selain membaca. Membaca memang bukan kegiatan yang enteng. Namun, yakinlah jika kegiatan membaca dapat dijalankan secara perlahan-lahan, sedikit demi sedikit, setiap hari, tentulah kegiatan membaca akan menjadi ringan. Ingat, banyak sekali manfaat yang bisa kita petik dari kegiatan membaca.
Bagaimana agar kita dapat menjalankan kegiatan membaca yang efektif? Pertama-tama, marilah kita pecahkan apa yang dimaksud dengan ”efektif” itu. Efektif berarti bersifat ada efeknya. Jadi, membaca efektif adalah membaca yang ada efeknya atau ada pengaruhnya ke dalam diri kita. Saya ingin membahasakan istilah membaca efektif sebagai membaca yang menghasilkan. Menghasilkan apa? Menghasilkan manfaat yang langsung dan konkret dan benar-benar mengembangkan diri kita.
Mengikat Makna: Cara Ampuh Membaca Efektif?
Agar kita dapat membaca efektif, yaitu membaca yang menghasilkan, saya ingin mempekenalkan sebuah istilah bernama ”mengikat makna”. Selama ini, ada kemungkinan, kita sudah mendapatkan sesuatu yang bermanfaat dari sebuah buku yang kita baca. Namun, sayangnya, hal-hal yang bermanfaat itu tidak dapat kita ingat dalam jangka waktu lama. Kita mudah lupa dengan apa yang sudah kita peroleh dengan susah payah itu. Bahkan, kadang, kita mengalami frustrasi karena ketika kita sangat membutuhkan, yang kita ingat itu tidak dapat kita panggil kembali.
”Mengikat makna”, pertama-tama, akan membantu kita untuk tidak mudah melupakan hal-hal berharga yang sudah kita peroleh dari kegiatan membaca. Bahkan, ”mengikat makna” akan membantu kita juga dalam melejitkan daya ingat kita. Di samping semua itu, ”mengikat makna” juga akan membuktikan bahwa kegiatan membaca kita akan menghasilkan sesuatu secara langsung dan konkret. Apa bukti dari ”mengikat makna”? Buktinya berupa sederetan tulisan!
Prinsip ”mengikat makna” sederhana. Kegiatan ini menggabungkan kegiatan membaca dan menulis. Intinya, membaca sesungguhnya memerlukan menulis, dan menulis juga memerlukan membaca. ”Mengikat” adalah menulis. Sementara itu, ”makna” adalah sesuatu yang penting dan berharga bagi diri pribadi. Jadi, ”Mengikat makna” adalah menuliskan sesuatu yang penting dan berharga yang diperoleh dari kegiatan membaca.
Praktik ”mengikat makna” begini: Anda membaca sesuatu. Berhentilah sejenak. Renungkanlah apa yang Anda baca. Cernalah hal-hal yang Anda baca itu dengan sungguh-sungguh. Lantas, setelah Anda merenungkan dan mencerna apa yang Anda baca, bertanyalah: ”Apa yang kudapat ya?” Cobalah berusaha keras untuk menuliskan semua yang Anda pahami, semua yang Anda dapat, lewat bahasa milik Anda sendiri. ”Mengikat makna” adalah menulis secara pribadi. Anda menulis dengan kata awal yang menggunakan kata ganti orang pertama, ”aku”.
Contoh, ”Aku baru saja membaca beberapa halaman novel Laskar Pelangi. Apa yang kuperoleh dari novel ini ya? Luar biasa, bahasa novel ini begitu mempesona. Ringkas, padat, pendek-pendek, tetapi begitu bermakna. Aku terkesan sekali dengan tokoh bernama Lintang yang dilukiskan haus akan ilmu. Betapa inginnya aku menjadi Lintang yang begitu bersemangat belajar....”
”Mengikat makna” mengajak siapa saja untuk menuliskan apa yang diperoleh dari kegiatan membaca dengan melibatkan emosi. Dalam bahasa yang lain, ”mengikat makna” adalah kegiatan menulis, usai membaca, di ”ruang pribadi”. Sang diri yang baru saja menjalankan kegiatan membaca yang berat, kemudian merenungkan apa saja yang dibaca, dan kemudian secara pribadi menafsirkan hal-hal yang dibaca.
”Mengikat makna”, selain akan mengefektifkan kegiatan membaca (karena menghasilkan sesuatu dalam bentuk tulisan atau ”ikatan makna”), juga membantu seseorang untuk berlatih mengungkapkan pandangannya secara tertulis. Jika ada kata-kata dahsyat dari Ali bin Abi Thalib r.a. yang berbunyi, ”Ikatlah ilmu dengan menuliskannya,” maka dengan ”mengikat makna”-lah seseorang akan benar-benar membuktikan bahwa dia memeroleh secara konkret segepok ilmu.[]Copyright © 2007 Mizan Publishing House -- Designed and developed by PT.Global e-SolusiSumber : www.melondata.com
Jangan lupa kunjungi pula link berikut ini:
Join the conversation